Jakarta – Seorang penjual mie di Johor, Malaysia, mengalami kejadian tak terduga yaitu kasus penipuan QR yang membuatnya merugi. Pelanggan mengubah kode pembayaran resmi kios menjadi miliknya. Pedagang itu kehilangan sejumlah uang karena kesalahan kecil. Ia belajar untuk lebih berhati-hati saat menerima pembayaran digital.
Kasus ini bermula ketika media lokal memberitakan hal tersebut kepada masyarakat pada 20 November 2025. Dalam pemberitaan disebutkan sejumlah uang yang cukup besar, sekitar RM 83 atau sekitar Rp. 335 ribu, ditransfer ke rekening pelaku. Kejadiannya tidak terlalu besar dari segi uang, namun mendapat banyak perhatian karena metodenya menggunakan kecerobohan pedagang kecil yang mempercayai pelanggannya.
Pemilik warung mie, Chen Ruiheng mengaku sudah membuka usahanya bersama pacarnya selama enam bulan terakhir. Perusahaan membantu pembeli dengan memberi mereka uang dan membiarkan mereka menggunakan ponsel untuk membayar. Chen tidak memeriksa setiap bukti transaksi dengan cermat karena dia sangat sibuk dengan pekerjaan. Dia lebih memercayai pelanggan daripada memeriksanya.
Namun pada tanggal 15 November, setelah kios tutup sekitar pukul 10 pagi, pacar Chen melihat sesuatu yang aneh. Merupakan kode yang dapat dipindai oleh smartphone untuk mengakses informasi tentang produk. Mereka memperhatikan bahwa stiker kode QR baru menutupi stiker lama ketika mereka melihat lebih dekat.
Chen tidak yakin dengan cerita pemilik toko, jadi dia memintanya untuk menunjukkan video dari malam sebelumnya. Benar saja, dalam video tersebut terlihat seorang pria paruh baya datang dengan mengendarai sepeda motor saat kios dalam keadaan gelap dan sepi, tepatnya pada 14 November pukul 23.10.
Pria itu dengan cepat menempelkan kode QR-nya pada kode QR resmi kios tersebut tanpa ragu-ragu. Chen menuliskan nomor pelat nomor sepeda yang dikendarai pria itu, meski dia tidak bisa melihat wajah pria itu dengan jelas.
Orang yang melakukan kesalahan akan meminta maaf ketika ditanya. Ia mengatakan, ia hanya mengambil uang itu sebentar dan akan mengembalikannya. Dia mengembalikan RM 83 ke rekening Chen. Chen masih menganggap penting untuk menunjukkan rekaman CCTV kepada bisnis lain agar mereka lebih berhati-hati. Dia membuat pelat motor sensitif agar tidak menimbulkan masalah baru.
Awalnya Chen berniat menutup kasus tersebut setelah uangnya dikembalikan. Perilaku pelaku berubah saat meminta Chen menghapus unggahan tersebut. Chen semakin yakin bahwa kejadian ini tidak boleh diabaikan setelah menerima permintaan tersebut.
“Saya benar-benar kesal karenanya.” Chen mengatakan dia sangat marah dan membuat laporan polisi. Ia mengaku bersyukur karena pacarnya langsung melihat perbedaan kode QR tersebut. Jika Anda tidak menghasilkan cukup uang setiap hari, penjualan Anda mungkin terlihat menurun, padahal orang lain lebih baik.
Chen ingin menghindari lebih banyak masalah seperti ini, jadi dia akan menyimpan kode QR di ponselnya ketika kiosnya tidak terbuka dan memasangnya kembali ketika sudah terbuka. Ia juga meminta para pemilik usaha lainnya, terutama yang menggunakan pembayaran digital, untuk lebih berhati-hati dan memeriksa stiker QR yang sering mereka gunakan.
Teknologi mempermudah kita dalam melakukan sesuatu, namun kita tetap harus berhati-hati dan waspada agar tidak menjadi jalan bagi orang jahat untuk menipu atau merugikan orang lain.